Jumat, 30 Januari 2015

[Review] : "Amelia"



“Banyak hal di dunia ini yang memang tidak kita ketahui. Maka saat kita tidak tahu, bukan berarti kita berhak menyimpulkannya semau kita. Ada banyak hal di dunia ini yang terlihat jahat, menyakitkan, tapi itu boleh jadi karena kita tidak tahu, belum mengerti.” – Halaman 171

Amelia adalah anak bungsu dari pasangan Syahdan dan Nurmas. Ia mempunyai 3 orang kakak yang sama hebat dengannya. Kak Eli si sulung, anak pemberani yang sayang terhadap adik-adiknya terutama Amelia. Kak Pukat, anak yang cerdas dan Kak Burlian, sigung nakal tetapi dia anak yang spesial.

[Review] : "Penunggu Puncak Ancala"



“Mitos tetaplah mitos, dan kami tak boleh takabur”

Sebuah kumpulan cerpen (kumcer) yang terdiri dari 10 cerita pendek dari 5 penulis. Judulnya sih Penunggu Puncak Ancala, dan baru aku ketahui kalau “ancala” artinya “gunung”. Kirain nama gunung itu sendiri, hehee. Walaupun tagline-nya berbunyi “kisah horror para pendaki gunung”, tapi cerita di dalamnya nggak semua mengenai pendakian gunung. Seperti “Penampakan di Ujung Kulon, Nenek Tua dari Goa Pindul, dan Sejuta Rahasia Danau Singkarak”.

Rabu, 14 Januari 2015

[Review] : "Madre"


Madre adalah kumpulan beberapa beberapa cerpen dan puisi yang ditulis oleh Dee. Judul ini diambil dari salah satu judul cerpen pertamanya. Cerpen paling panjang dari keseluruhan yang ada – 70 halaman. Kau tahu, siapa atau apakah Madre itu?


Madre adalah adonan yang turun temurun sejak tahun 1941. Dibuat oleh Lakshmi, yang ternyata adalah nenek Tansen. Madre itulah yang menjadi sejarah Tan de Bakker, sebuah toko roti yang mati suri selama 5 tahun.

Senin, 12 Januari 2015

[Review] : "Eliana"


“Anak perempuan itu harus gesit. Besok lusa kau akan mengurus keluarga sendiri, anak-anak. Bagaimana coba kalau kau lupa dimana meletakkan anak kau sendiri?” – Halaman 275

“Jangan pernah meremehkan anak perempuan. Kau juga benar kalau laki-laki dilahirkan lebih kuat, lebih cepat. Tapi bukan berarti perempuan tidak punya kelebihan. Esok lusa, kau akan tahu, dimana-mana, di bidang apapun, perempuan bisa terlibat dan melakukan segala hal sebaik laki-laki. Sejatinya kita memang tidak boleh meremehkan anak perempuan. Sebaliknya, anak perempuan tidak boleh meremehkan anak laki-laki.” – Halaman 296


Jumat, 09 Januari 2015

[Review] : "Pukat"


“Kitalah yang paling tahu seperti apa kita, sepanjang kita jujur terhadap diri sendiri. Sepanjang kita terbuka dengan pendapat orang lain, mau mendengarkan masukan dan punya sedikit selera humor, menertawakan diri sendiri. Dengan itu semua kita bisa terus memperbaiki perangai.” – Halaman 94


Novel Pukat adalah buku ketiga dari serial Anak-anak Mamak. Judul ini diambil dari nama tokoh utamanya itu sendiri.
 

[Review] : "Rembulan Tenggelam di Wajahmu"


“Bagai mengumpulkan air segalon raksasa lantas bocor, kebaikan-kebaikan itu musnah oleh penghujung yang jelek. Bagai musim kemarau yang panjang terkena hujan satu jam, keburukan-keburukan itu berguguran oleh penghujung yang baik.” – Halaman 166


Jika kamu diberi kesempatan untuk bertanya lima pertanyaan selama hidupmu, apakah yang akan kamu pertanyakan? Tunggu dan simak sebuah kisah tentang seorang anak yang selalu bertuah kemudian cermati jawaban-jawaban yang akan disampaikan oleh orang dengan wajah menyenangkan. Begitulah hidup, serangkaian proses yang saling berantai satu sama lain.