Rabu, 25 Desember 2013

[Review] "Milana"



Judul Buku : Milana
Pengarang : Bernard Batubara
Editor : Siska Yuanita
Ilustrasi Sampul dan Isi : Lala Bohang
Tebal : 192 hlm; 20 cm
Cetakan : 1, April 2013
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama


Milana adalah buku keempat Bernard Batubara a.k.a Bara setelah sukses menerbitkan buku Cerita Hati, Radio Galau FM, dan Kata Hati. Sekaligus jadi kumpulan cerpen (kumcer) pertama Bara. Cetakan pertama di bulan April 2013, terdiri dari 15 cerpen yang salah satunya menjadi judul buku ini, yaitu Milana (Perempuan yang Menunggu Senja).


Milana adalah perempuan yang sedang menunggu kekasihnya datang untuk menemuinya. Ya benar, menunggu adalah sebuah hal yang membosankan, seperti pekerjaan yang sia-sia dan membuang waktu. Tetapi Milana selalu melakukannya di atas feri yang menyeberangi Selat Bali, dari Banyuwangi ke Jembrana. Namun, belakangan saya baru sadar, Milana sedang menunggu seseorang yang tiada.

Saya paling suka cerpen dengan judul "Hanya Empat Putaran". Bukan berarti cerpen lainnya nggak suka lho, bukan. Itu karena 'hanya empat putaran' mampu menyedot imajinasi saya mengenai analogi perokok dengan seorang yang kalah stamina dalam hal berlari, serta berlari berkali-kali putaran untuk menjauh dari sakit hati.
Menceritakan tentang seorang lelaki yang hanya mampu berlari keliling boulevard kampus sebanyak empat putaran dan seorang perempuan yang butuh berbelas-belas putaran untuk bisa berkeringat sedikit saja. Melalui empat putaran itulah, seorang perempuan merasa menemukan lagi apa yang pernah hilang, seorang teman. Melalui empat putaran juga, yang dibutuhkan seorang lelaki untuk bisa membuat perempuan itu tertarik padanya.

"Selama ini, aku pikir aku butuh lebih dari empat putaran. Butuh berkali-kali lipat empat putaran untuk melupakan luka itu. Namun ternyata aku hanya butuh empat putaran. Tepat empat putaran, untuk menemukan kamu yang baru dan memberikan arti lagi pada setiap langkahku."

Membaca buku Bara yang satu ini memang membutuhkan tingkat fokus dan keseriusan yang sangat besar. Salah satunya yang masih belum saya pahami maksudnya yaitu cerpen berjudul 'Tikungan'. Entahlah, saya sudah membacanya berulang kali, namun tidak menemukan maksud Bara dalam cerpen tersebut. Adakah yang bersedia membantu saya memahami maksud dari cepen berjudul 'Tikungan'?

Overall, aku beri 4 / 5 bintang. Semangat tetap berkarya, Bara. 



 Kutipan kata-kara keren "Milana" disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)