Ini
tentang Serenade Senja yang mencintai seorang lelaki bernama Bara. Hubungan mereka
telah terjalin selama 10 tahun, Bara adalah cinta pertama Seren. “He’s my first and definitely will be my
last. No doubt” kata Seren. Tetapi, semuanya tak seindah yang dipikirkan. Bara
adalah ayah dari seorang anak perempuan bernama Lily. Itu artinya Bara juga
sudah mempunyai istri, Anggi. Mereka dijodohkan oleh orang tuanya hingga
akhirnya Bara menikahi Anggi, bukan Seren.
3
tahun setelah pernikahan Bara dan Anggi, Seren memutuskan untuk tetap menunggu
Bara. Meski perih, meski luka, meski harus ia kubur rapat-rapat perasaan itu
hingga tak ada yang tahu. Ini cinta atau bangkai sih sebenarnya? Pernah terpikir
oleh Seren yang memaksa Bara untuk memilih dirinya atau Anggi. Pertanyaan yang
membuat Bara bimbang juga. Ia boleh saja tidak mencintai Anggi, tapi tidak mungkin
ia tega meninggalkan Lily.
“Semua
perasaan sakit, pedih, nyeri, apapun namanya. Telan saja tak perlu dikunyah. Kumpulkan
saja semua perasaan di dalam kotak, jejalkan semuanya sampai sesak, lalu kunci
sudut hati paling dalam. Beres.” – halaman 17
**Alurnya maju mundur dengan font yang berbeda. Menyenangkan, ringan. Rasanya lebih dikenalkan dan dibedakan antara Bara dan Seren pertama kenal dengan mereka yang telah menjalin hubungan 10 tahun. Bingung sih enggak, hanya saja saya mendapat cetakan yang agak rusak, mungkin itu murni cuma kesalahan cetak. Nggak mengurangi nilai cerita kok.
Pertanyaan
Seren akhirnya terjawab sudah. Bara tak bisa meninggalkan Lily demi Seren dan
ia memutuskan utnuk mengakhiri hubungan gelapnya dengan Seren. 10 tahun
penantian itu terbalaskan oleh kepergian dan air mata yang tak berhenti
mengalir. Disaat seperti itulah, sahabat memang dibutuhkan. Beruntunglah Seren
yang mempunyai sahabat seperti Kean.
Putusnya
hubungan Seren dan Bara membuat Bara tidak peduli lagi pada Seren. Saling menghindar
dan tak bertatap mata. Tak seperti yang biasanya mereka lakukan selama di
kantor. Pagi-pagi di pantry serta pulang kerja selalu bersama-sama. Rasa nyaman
sudah tak Seren dapatkan lagi dan tak ada alasan untuk bertahan di kantor yang sama
dengan Bara.
Dari
kebimbangannya, Seren memutuskan untuk melamar pekerjaan sebagai guru Bahasa
Inggris di sebuah SMA swasta paling populer sebagai guru pengganti Miss Anggun
yang akan cuti melahirkan. Seren resign dari
kantor lamanya dan ia diterima sebagai guru di sekolah itu.
**Sial, baru halaman awal-awal aja rasanya udah terharu aja. Aku benci Bara yang rasanya mempermainkan perasaan perempuan seenaknya sendiri, aku benci Seren yang mau-maunya dipermainkan. Ya, mereka bilang cinta itu nggak butuh logika. Mbak Anggun, masih jaman perjodohan ya? Kasihan.
Hari
pertama ia mengajar rasanya gugup sekali, sangat gugup. Dan sejak saat itulah
namanya sering dipanggil ‘Miss Seren’. Hari pertama memberikan pelajaran di
kelas Nola (keponakan Kean) ia merasa dikerjain sama Kenzo dan memutuskan untuk
menenangkan diri sejenak menuju ruang musik, tempat yang menenangkan dengan
alunan pianonya. Sekembalinya di kelas, Seren dimarahi sama Miss Ema (kepala
sekolah) karena mendapati dirinya tidak ada di kelas dan suasana kelas menjadi
ramai.
Nggak
ada pekerjaan yang nggak melelahkan, nggak ada pekerjaan yang nggak menjemukan.
Dan lagi-lagi setiap Seren merasakan butuh tempat untuk singgah, ia menuju ke
ruang musik. Entahlah, untuk mencari kedamaian diri atau mencari Pak Elang,
guru music di sekolah? Selama Seren emenjadi guru di SMA swasta itu, tak pernah
sekalipun ia berkomunikasi dengan Bara sampai pada suatu saat ia bertemu dengan
Bara beserta keluarganya (Lily dan Anggi) di sebuah toko baju vintage. Seren,
Anggi, Lily, dan Bara mereka saling pandang dan Seren diperkenalkan oleh Bara sebagai
teman kantornya, tanpa Anggi tahu kalau sebenarnya Seren pernah menjadi selingkuhan
Bara.
Semakin
lama, Seren merasa kalau Elang mampu meruntuhkan benteng pertahanan hatinya. 3
bulan mengenalnya sudah bisa merasakan ada yang berbeda pada dirinya. Mereka berdua
sama-sama patah hati karena ditinggalkan. Sekejap, Seren merasa kalau ia
seharusnya melupakan Bara dan memulai cinta yang baru lagi. Tetapi, sebelum
Seren mampu mencoba mengindahkan dunianya, Bara muncul kembali dengan
harapannya jika ia ditakdirkan memang bersama Seren. Ah, bener-bener brengsek
kan si Bara?
Jadi,
bagaimana kelanjutan hubungan Seren dan Bara? Apakah mereka benar-benar memilih
berpisah atau Bara akan menjalin cinta dengan Seren setelah menceraikan Anggi?
**Sebagai novel debut, cukup membuat hati saya jumpalitan. Terharu maksimal. Suka sama ceritanya. Mengaduk-aduk perasaan. Yang pacaran 10 tahun aja bukan jaminan bakalan menikah dan hidup bersama-sama. Realistis itu penting, dan patah hati itu bukan vonis mati.
**Suatu saat aku berhenti menangisimu. Ya suatu saat. Karena hidup adalah perjalanan berliku penuh badai.
Selamat
membaca. Ini adalah sepenggal kisah tanpa selamat tinggal dari dia yang
bersenyum lengkung bulan sabit. Bertahun-tahun embrio kisah ini terus dierami
di rahim hati, tak henti menunggu, sampai semesta mengizinkannya lahir. Maka,
rayakanlah! Mari kembali menemukan cinta.
Keterangan
buku:
Penulis : Anggun
Prameswari
Penyunting : Ayuning
Proofreader : Jia Effendie
Proofreader : Jia Effendie
Desain dan ilustrasi sampul : Levina Lesmana
Penata letak : Landi A.
Handwiko
Penerbit : Gagasmedia
Cetakan : Pertama, 2013
Halaman : viii + 324 hlm ; 13
x 19 cm
ISBN : 979-780-659-6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)