Bianca
Dominique. Seorang perempuan yang harus merasakan pahitnya kehidupan karena
terjebak diantara kedua orang tuanya yang setiap hari bertengkar. Ia merasa
papanya sangat jahat karena sering marah-marah dan menampar mamanya, serta tidak
memberikan cinta untuk mamanya. Oleh sebab itu, Bianca nggak percaya sama yang
namanya cinta. Ia juga sangat menyukai kesendirian. Bianca hanya dekat dengan sahabatnya
yang bernama Letisha, karena Letisha adalah orang yang mempunyai latar belakang
keluarga yang hampir sama dengan Bianca.
Ah, bagaimanapun datangnya cinta memang tak bisa diduga. Sepertinya Bianca jatuh cinta pada sorang lelaki bernama Joshua. Entah berapa lama ia mampu menyimpannya sendiri. Cinta pertama. Itulah yang Bianca yakini sekarang. Tetapi ternyata Letisha merebut cinta pertama Bianca. Letisha jadian dengan Joshua tanpa ia tahu kalau sahabatnya juga menyimpan perasaan yang sama dengannya. Hancur. Terluka.
Dan
kepergian Bianca ke Daerah istimewa Yogyakarta pun bukan tanpa alasan. Ia harus
melanjutkan kuliahnya di kota tersebut. Ada baiknya juga menghindari Letisha
dan Joshua yang makin lengket tapi mamanya? Bianca bahkan tak tega melihat
mamanya menangis di detik-detik kepergiannya.
Di
Jogja, Bianca tinggal bersama budhe Sumiyati dan keponakannya bernama Kevin. Kevin
ini sudah dianggap seperti kakaknya sendiri, maka dari itu akrablah mereka
karena sejak kecil memang sudah selalu bersama. Diajak jalan-jalanlah ia dengan
Kevin sampai pada suatu saat terjadilah peristiwa TransJogja antara Bianca
dengan lelaki berbadan tinggi.
Ternyata
tak hanya sampai disitu saja, Bianca bertemu lagi dengan lelaki itu di sebuah
toko di daerah pasar Beringharjo. Tetapi ia lari tunggang-langgang mengetahui
kalau pengintaiannya diketahui oleh lelaki itu. Sebut saja Gabriel, yak arena memang
nama lelaki itu Gabriel.
*Eh
kok tiba-tiba ceritanya lompat gitu ya? Aku tahu pemilik sepatu Converse Chuck
Taylor All Star warna biru tua dengan tali sepatu warna putih (karena sudah
diceritakan berulang-ulang) yang duduk-duduk di sebuah ruangan sambil
memperhatikan biodata Bianca. Ya, si pria besar misterius. Entah demi apa tiba-tiba
mengambil sudut pandang bukan pada Bianca, dan sayang sekali menurutku alurnya loss disini.
Gabriel
ternyata adalah panitia yang mengurusi mahasiswa baru, termasuk Bianca. Kakak tingkat
Bianca di kampus. Pada saat itu sebuah acara di kampus Bianca mengadakan
kunjungan ke Merapi. Di sanalah perkenalan Gabriel dan Bianca terjadi. Tak hanya
itu, Bianca juga membuka hatinya untuk teman baru namanya Vanessa. Seseorang yang
hampir mirip dengan (mantan) sahabatnya.
Rasanya
Gabriel dan Bianca semakin dekat saja dan keduanya merasa ada hal-hal yang
mengganjal di hatinya. Tetapi Joshua, cinta pertamanya? Ia juga masih menyimpan
luka yang belum kering pada sosok lelaki bernama Joshua. Mendengar namanya saja
bikin hati panas tak karuan.
*Ini novel biasa aja. Biasa pake banget. Nggak ada sisi romantic-romantisnya. Nggak ada gregetnya juga, datar, bikin bertanya-tanya dimana klimaksnya? Kalau Dwitasari menyebut pertengkaran Mama dan Papa Bianca yang selalu menghasilkan lebam dan memar bahkan darah di pelipis mama Bianca atau Gabriel yang dituduh pria maniak oleh Kevin karena tak sengaja berpapasan di tempat prostitusi padahal sebenarnya baik? Ah, itu bukan klimaks. Itu cuma alur. Nggak terlalu banyak komentar deh, nyatanya memang gampang ditebak endingnya.
*Salut deh buat Dwitasari yang mampu menghipnotis followernya dengan kata-kata yang nyess. Tapi untuk urusan novel kayaknya emang harus banyak belajar lagi deh ya. Jujur, ini buku ketiga dari Dwitasari yang kubaca setelah omnibook Cerita cinta kota dan Cerita horror kota dengan komentar sama. Biasa.
Maaf
ya, kayaknya cukup 2 / 5 bintang aja deh.
*Itupun
aku beli karena free TTD dan quote. Upss…
Tapi jujur, cover bukunya keren kok, asli Jogja bangeet :)
Tapi jujur, cover bukunya keren kok, asli Jogja bangeet :)
Keterangan
buku:
Penulis : Dwitasari
Penyunting : Arief Ash Shiddiq
Perancang sampul : Teguh pandirian
Perancang sampul : Teguh pandirian
Pemeriksa aksara : Primanila Serny
Penata aksara : Kuswanto
Desain dan ilustrasi : Teguh Pandirian
Penerbit :
PlotPoint
Cetakan : Ketiga, November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)