Minggu, 02 Februari 2014

[Review] "Raksasa dari Jogja"


Bianca Dominique. Seorang perempuan yang harus merasakan pahitnya kehidupan karena terjebak diantara kedua orang tuanya yang setiap hari bertengkar. Ia merasa papanya sangat jahat karena sering marah-marah dan menampar mamanya, serta tidak memberikan cinta untuk mamanya. Oleh sebab itu, Bianca nggak percaya sama yang namanya cinta. Ia juga sangat menyukai kesendirian. Bianca hanya dekat dengan sahabatnya yang bernama Letisha, karena Letisha adalah orang yang mempunyai latar belakang keluarga yang hampir sama dengan Bianca.

Ah, bagaimanapun datangnya cinta memang tak bisa diduga. Sepertinya Bianca jatuh cinta pada sorang lelaki bernama Joshua. Entah berapa lama ia mampu menyimpannya sendiri. Cinta pertama. Itulah yang Bianca yakini sekarang. Tetapi ternyata Letisha merebut cinta pertama Bianca. Letisha jadian dengan Joshua tanpa ia tahu kalau sahabatnya juga menyimpan perasaan yang sama dengannya. Hancur. Terluka.

Dan kepergian Bianca ke Daerah istimewa Yogyakarta pun bukan tanpa alasan. Ia harus melanjutkan kuliahnya di kota tersebut. Ada baiknya juga menghindari Letisha dan Joshua yang makin lengket tapi mamanya? Bianca bahkan tak tega melihat mamanya menangis di detik-detik kepergiannya.

Di Jogja, Bianca tinggal bersama budhe Sumiyati dan keponakannya bernama Kevin. Kevin ini sudah dianggap seperti kakaknya sendiri, maka dari itu akrablah mereka karena sejak kecil memang sudah selalu bersama. Diajak jalan-jalanlah ia dengan Kevin sampai pada suatu saat terjadilah peristiwa TransJogja antara Bianca dengan lelaki berbadan tinggi.

Ternyata tak hanya sampai disitu saja, Bianca bertemu lagi dengan lelaki itu di sebuah toko di daerah pasar Beringharjo. Tetapi ia lari tunggang-langgang mengetahui kalau pengintaiannya diketahui oleh lelaki itu. Sebut saja Gabriel, yak arena memang nama lelaki itu Gabriel.

*Eh kok tiba-tiba ceritanya lompat gitu ya? Aku tahu pemilik sepatu Converse Chuck Taylor All Star warna biru tua dengan tali sepatu warna putih (karena sudah diceritakan berulang-ulang) yang duduk-duduk di sebuah ruangan sambil memperhatikan biodata Bianca. Ya, si pria besar misterius. Entah demi apa tiba-tiba mengambil sudut pandang bukan pada Bianca, dan sayang sekali menurutku alurnya loss disini.

Gabriel ternyata adalah panitia yang mengurusi mahasiswa baru, termasuk Bianca. Kakak tingkat Bianca di kampus. Pada saat itu sebuah acara di kampus Bianca mengadakan kunjungan ke Merapi. Di sanalah perkenalan Gabriel dan Bianca terjadi. Tak hanya itu, Bianca juga membuka hatinya untuk teman baru namanya Vanessa. Seseorang yang hampir mirip dengan (mantan) sahabatnya.

Rasanya Gabriel dan Bianca semakin dekat saja dan keduanya merasa ada hal-hal yang mengganjal di hatinya. Tetapi Joshua, cinta pertamanya? Ia juga masih menyimpan luka yang belum kering pada sosok lelaki bernama Joshua. Mendengar namanya saja bikin hati panas tak karuan.

*Ini novel biasa aja. Biasa pake banget. Nggak ada sisi romantic-romantisnya. Nggak ada gregetnya juga, datar, bikin bertanya-tanya dimana klimaksnya? Kalau Dwitasari menyebut pertengkaran Mama dan Papa Bianca yang selalu menghasilkan lebam dan memar bahkan darah di pelipis mama Bianca atau Gabriel yang dituduh pria maniak oleh Kevin karena tak sengaja berpapasan di tempat prostitusi padahal sebenarnya baik? Ah, itu bukan klimaks. Itu cuma alur. Nggak terlalu banyak komentar deh, nyatanya memang gampang ditebak endingnya.

*Salut deh buat Dwitasari yang mampu menghipnotis followernya dengan kata-kata yang nyess. Tapi untuk urusan novel kayaknya emang harus banyak belajar lagi deh ya. Jujur, ini buku ketiga dari Dwitasari yang kubaca setelah omnibook Cerita cinta kota dan Cerita horror kota dengan komentar sama. Biasa.

Maaf ya, kayaknya cukup 2 / 5 bintang aja deh.
*Itupun aku beli karena free TTD dan quote. Upss…
Tapi jujur, cover bukunya keren kok, asli Jogja bangeet :)


Keterangan buku:
Penulis                       : Dwitasari
Penyunting                 : Arief Ash Shiddiq
Perancang sampul        : Teguh pandirian
Pemeriksa aksara         : Primanila Serny
Penata aksara              : Kuswanto
Desain dan ilustrasi      : Teguh Pandirian
Penerbit                     : PlotPoint
Cetakan                     : Ketiga, November 2012













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)