“Hidup
juga kayak cuaca. Hari ini bisa hujan, besok bisa cerah. Tapi, lo nggak akan
punya hujan selamanya, atau kemarau selamanya.”
– (halaman 41)
Ini cerita tentang masa abu-abu, katanya masa-masa paling indah dalam hidup. Masa-masa SMA yang patut dikenang. Berawal dari Adrian yang suka dengan teman seangkatannya bernama Gia. Dia berniat menembaknya dan jika ditolak, Adrian akan berlari keliling lapangan sambil berteriak “Giaaaa I love youuu…..”. Hal tersebut yang menjadi awal taruhan bersama Moses. Oh ya, Moses ini juga sedang mengagumi teman sebangkunya bernama Freya, dan juga berniat menembaknya di hari yang sama dengan Adrian menembak Gia.
Kedekatan Adrian dan Moses pun tak perlu diragukan lagi. Mereka berteman sejak lahir karena ibu mereka bersahabat. Freya dan Gia pun bersahabat sejak SMA. Kata orang, mereka seperti langit dan bumi. Beda jauh, tapi keduanya merasa nyaman satu sama lain. Perlu diketahui, Freya adalah perempuan antisocial yang pendiam, malas bicara sih sebenarnya. Kebanyakan teman-temannya bilang kalau dia itu freak.
Adrian
menembak Gia dan jawabannya, diterima! Dengan tantangan 10x berturut-turut
memasukkan bola basket ke dalam ring. Dan tanpa Adrian sadari, sebenarnya Gia
juga menyimpan perasaan yang sama dengan yang Adrian punya. Begitupun Moses, ia
juga diterima oleh Freya.
Dengan
berbekal persahabatan yang seperti itulah yang membuat keempatnya sering double date (Freya dan Moses, Adrian dan
Gia). Tak lupa juga kadang mengajak Erik. Nonton film di bioskop, atau sekedar
nongkrong di kafe. Erik ini sahabat Freya juga karena rumah mereka berdekatan,
sahabatan sejak lama dan tahu persis bagaimana Freya. Sepertinya Erik tidak
menyukai hubungan Freya dengan Moses dan hubungan Gia dengan Adrian. Karena menurutnya,
cinta itu seperti permainan roller coaster, bukan datar-datar aja. Life is indeed wonderful.
Segalanya
berubah setelah Adrian dan Freya bisa ngobrol seru mengenai hobi mereka yang
kebetulan sama. Dan hanya Freya yang bisa mengerti tentang kehilangan semenjak
ibunya Adrian meninggal karena kecelakaan. Perasaan mereka yang mulai berubah
pun tak disadari oleh pasangan masing-masing, Gia dan Moses. Tetapi Erik
menyadarinya. Hingga akhirnya Adrian pun sadar dengan rasa yang akhir-akhir ini
berubah kepada Gia dan Freya.
“Apakah
tiba-tiba menyukai seseorang karena dia mengerti itu salah? Apa menyimpan
perasaan yang lain untuk seseorang yang selama ini nggak gue perhatikan itu
mungkin?” – (halaman 118)
Mengkhianati
sahabat, lebih tepatnya. Ya, novel ini ternyata bercerita tentang cinta,
persahabatan, lalu pengkhianatan. Bukan salah Adrian yang kemudian jatuh cinta
kepada Freya, pacar sahabatnya sendiri karena merasa lebih nyaman dengannya,
dan bukan salah Freya pula jika ia adalah orang yang tepat yang datang pada
waktu yang salah. Memang, sepertinya keadaan juga tak perlu disalahkan, tetapi
hati berbicara lain.
Bagaimanakah
kisah mereka selanjutnya? Akankah Freya tetap menyayangi Moses seperti
sebelumnya dan Adrian mencoba menghilangkan rasa cintanya kepada Freya lalu meneruskan
hubungan dengan Gia? Lalu bagaimanakah kisah persahabatan mereka?
Novel ini sangat bikin terharu. Complicated dengan tokoh karakter yang berpindah-pindah. Ada kelebihannya juga sih menggunakan penokohan ini, salah satunya yaitu pembaca bisa mengetahui isi hati semua tokoh yang terlibat dalam novel tersebut, bukan hanya sang pemeran utamanya aja.
Dari novel ini aku sadar, nggak semua lelaki harus menuruti semua yang kita mau. Kadang mereka juga butuh sendiri, berdamai dengan jiwanya sendiri.
Meski di Bab 3 rasanya udah janggal. Freya bilang sudah 5 hari tak bertemu dengan Moses yang sibuk dengan acara OSIS, padahal di bab awal-awal sudah disebutkan kalau mereka sekelas, satu bangku malah. Kok aneh ya? Kenapa nggak bisa ketemu? Padahal nggak ada penjelasan pula dari penulisnya kalau Moses nggak mengikuti pelajaran di kelas atau apalah itu. Kekurangan yang hampir tidak nampak sih.
Kupikir ending nya sederhana, alurnya mudah ditebak, ternyata aku salah. Bahkan nggak kepikiran bakal berakhir seperti itu. Salut deh buat mbak Winna Efendi.
Semoga filmnya keren juga ya. Still waiting…
I give 4 / 5 stars :)
Keterangan
buku:
Penulis : Winna
Efendi
Editor :
Samira & Gita Romadhona
Proofreader : Christian Simamora
Proofreader : Christian Simamora
Penata letak : Wahyu Suwarni
Desainer sampul : Dwi Anissa Anindhika
Penerbit :
Gagasmedia
Cetakan : Kesembilan, 2013
ISBN :
979-780-487-9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)