Selasa, 15 April 2014

[Review] : "Autumn in Paris"


“Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai? Aku tahu.” – Halaman 233

Tara Dupont – seorang perempuan yang memilih tinggal bersama ayahnya di Paris. Ibunya orang Indonesia, tetapi sudah bercerai dengan ayahnya. Tara bekerja sebagai penyiar di salah satu radio paling populer di Paris.

Sebastien Giraudeau – sahabat dekat Tara di Paris. Anak tunggal yang tinggal bersama ayahnya juga, karena telah bercerai dengan ibunya. Sebastien adalah orang yang paling tahu kalau Tara orangnya tidak bisa memendam rasa penasaran.

Tatsuya Fujisawa – arsitek asal Jepang, teman Sebastien sekaligus rekan kerjanya dalam proyek pembangunan hotel. Sangat lancar berbahasa Prancis. Baginya, musim gugur di Paris adalah mimpi buruk, sejak kematian ibunya. Berbeda dengan Tara yang sangat menyukai musim gugur.

Pertemuan Tatsuya dengan Tara sangat membuatnya senang. Bagaimana tidak, ia terpesona pada gadis yang ditemuinya di bandara, lalu di kelab, dan saat itu juga ia dikenalkan oleh Sebastien dengan gadis yang sama. Gadis itu, Tara. Sejak saat itulah ia dan Tara bertemu untuk kesekian kalinya. Saran Tara kepada Tatsuya untuk mengirimkan surat di program radio, selalu dipenuhinya. Tetapi, sssstt ada satu rahasia. Tatsuya mengaku bernama Monsieur Fujitatsu saat mengirimkan surat-suratnya dalam acara je me souviens.

Senyum Tara selalu membuat perasaan Tatsuya menjadi lebih baik. Tiba-tiba saja musim gugur di Paris menjadi indah sejak ada Tara. Tanpa disadari dan tanpa dimulai sejak kapan, Tatsuya menyimpan sebuah rasa yang sudah terlalu dalam untuk Tara. Begitu juga dengan Tara yang menyukainya. Tetapi, akhir-akhir ini Tatsuya berubah, ia menjadi pendiam dan bekerja sangat keras sekali. Begitupun ayah Tara.

**Autumn in Paris, novel ini sukses membuat mata saya berkaca-kaca. Saya pikir ini adalah cerita yang bakalan happy ending sama seperti Winter in Tokyo karya Ilana Tan. Ternyata tebakan saya salah. Hampir setengah buku saya merasakan hal yang perih, putus asa, kehilangan yang sangat. Sangat berkesan sekali Ilana menceritakan bagaimana setiap detail emosi pelakunya. Speechless. Sampai nggak bisa komentar apapun.

“Hidup ini sungguh aneh, juga tidak adil. Suatu kali hidup melambungkanmu setinggi langit, kali lainnya hidup mengempaskanmu begitu keras ke bumi.”


Saya hargai 2 bintang untuk cita rasa Paris beserta latar tempat dalam cerita. 1 bintang untuk sebuah alur yang tidak tertebak. Dan 1 bintang lagi untuk kesan yang tidak mudah terlupakan, untuk air mata yang tertahan. Keren!
Yeayy… I give 4  / 5 stars  :)


Keterangan buku:
Judul                            : Autumn in Paris
Penulis                          : Ilana Tan
Desain dan ilustrasi cover   : yustisea.satyalim@gmail.com
Penerbit                           : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan                           : Keduapuluh, Mei 2012
Halaman                          : 272 hlm ; 20 cm
ISBN                                : 978-979-22-3030-7

1 komentar:

  1. Huah, sudah direview! Aku sudah selesai baca tapi belum review >_<
    Iya ya, alurnya emang gak ketebak. Kaget pas tau konfliknya seperti itu :D

    BalasHapus

Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)