“Apakah
ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh dicintai?
Aku tahu.” – Halaman 233
Tara
Dupont – seorang perempuan yang memilih tinggal bersama ayahnya di Paris. Ibunya
orang Indonesia, tetapi sudah bercerai dengan ayahnya. Tara bekerja sebagai
penyiar di salah satu radio paling populer di Paris.
Sebastien
Giraudeau – sahabat dekat Tara di Paris. Anak tunggal yang tinggal bersama
ayahnya juga, karena telah bercerai dengan ibunya. Sebastien adalah orang yang
paling tahu kalau Tara orangnya tidak bisa memendam rasa penasaran.
Tatsuya
Fujisawa – arsitek asal Jepang, teman Sebastien sekaligus rekan kerjanya dalam
proyek pembangunan hotel. Sangat lancar berbahasa Prancis. Baginya, musim gugur
di Paris adalah mimpi buruk, sejak kematian ibunya. Berbeda dengan Tara yang
sangat menyukai musim gugur.
Pertemuan
Tatsuya dengan Tara sangat membuatnya senang. Bagaimana tidak, ia terpesona
pada gadis yang ditemuinya di bandara, lalu di kelab, dan saat itu juga ia
dikenalkan oleh Sebastien dengan gadis yang sama. Gadis itu, Tara. Sejak saat
itulah ia dan Tara bertemu untuk kesekian kalinya. Saran Tara kepada Tatsuya
untuk mengirimkan surat di program radio, selalu dipenuhinya. Tetapi, sssstt
ada satu rahasia. Tatsuya mengaku bernama Monsieur Fujitatsu saat mengirimkan
surat-suratnya dalam acara je me souviens.
Senyum
Tara selalu membuat perasaan Tatsuya menjadi lebih baik. Tiba-tiba saja musim
gugur di Paris menjadi indah sejak ada Tara. Tanpa disadari dan tanpa dimulai
sejak kapan, Tatsuya menyimpan sebuah rasa yang sudah terlalu dalam untuk Tara.
Begitu juga dengan Tara yang menyukainya. Tetapi, akhir-akhir ini Tatsuya
berubah, ia menjadi pendiam dan bekerja sangat keras sekali. Begitupun ayah
Tara.
**Autumn in Paris, novel ini sukses membuat mata saya berkaca-kaca. Saya pikir ini adalah cerita yang bakalan happy ending sama seperti Winter in Tokyo karya Ilana Tan. Ternyata tebakan saya salah. Hampir setengah buku saya merasakan hal yang perih, putus asa, kehilangan yang sangat. Sangat berkesan sekali Ilana menceritakan bagaimana setiap detail emosi pelakunya. Speechless. Sampai nggak bisa komentar apapun.
“Hidup
ini sungguh aneh, juga tidak adil. Suatu kali hidup melambungkanmu setinggi
langit, kali lainnya hidup mengempaskanmu begitu keras ke bumi.”
Saya
hargai 2 bintang untuk cita rasa Paris beserta latar tempat dalam cerita. 1
bintang untuk sebuah alur yang tidak tertebak. Dan 1 bintang lagi untuk kesan
yang tidak mudah terlupakan, untuk air mata yang tertahan. Keren!
Yeayy…
I give 4 / 5 stars :)
Keterangan
buku:
Judul : Autumn in Paris
Penulis : Ilana
Tan
Desain dan ilustrasi cover : yustisea.satyalim@gmail.com
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Keduapuluh, Mei
2012
Halaman : 272 hlm ; 20 cm
ISBN : 978-979-22-3030-7
Huah, sudah direview! Aku sudah selesai baca tapi belum review >_<
BalasHapusIya ya, alurnya emang gak ketebak. Kaget pas tau konfliknya seperti itu :D