Senin, 14 April 2014

[Review] : "Surat Untuk Ruth"


“Kamu perempuan yang menjadi alasan bagiku untuk kembali membuka hati setelah sekian lama memagari benda ringkih tersebut dengan dinding yang tebal dan tinggi.” – Halaman 21

Perempuan itu bernama Ruthefia Milana, tetapi Areno Adamar lebih suka memanggilnya dengan nama Ruth. Seorang perempuan yang mempunyai sisi unik pada dirinya – selalu membuat penasaran – hingga membuat sang Areno Adamar jatuh cinta kepadanya.
Ruth, kamu adalah misteri. Kamu tak bisa diselesaikan ataupun diungkap sepenuhnya. Seperti pisau Victorinox yang mengagumkan dan memukau dari luar. Tetapi, tak bisa diungkap sekaligus.

Sudah berkali-kali bahkan Are mengungkapkan rasa sayangnya kepada Ruth, tetapi tak pernah dibalasnya. Mungkin nasib Are sama seperti Abimanyu, bertahan terhadap perasaannya kepada perempuan yang tidak mencintainya.


Ruth tampak menyimpan sesuatu dan selalu punya cara tersendiri untuk menghindar dari pertanyaan Are terutama tentang perasaan. Tapi biarlah, Are percaya seiring waktu Ruth akan bicara pada akhirnya.

Di Ubud yang begitu tenang, damai, dan hening. Tidak hanya hening tapi mencekam ketika Ruth bilang ia tidak bisa meneruskan hubungannya dengan Areno.

“Mengapa pada saat aku mulai menyayangimu, tiba-tiba saja aku harus melepasmu?”

“Ironis. Kamu berkata “Aku sayang kamu” tepat pada saat kamu harus meninggalkanku”

Lagipula apa gunanya mengucapkan “cinta”, jika Ruth tidak bisa lagi bersama Areno?


**Suasana di kapal menuju penyeberangan Selat Bali dari Banyuwangi ke Jembrana sangat menarik sekali. Beberapa tempat di Bali seperti Legian, Kuta, Balangan, Ubud, dan lain-lain nampak seperti hidup dengan pendeskripsian yang apik. Tak hanya Bali, dalam cerita menyuguhkan sedikit Surabaya dan Yogyakarta.
Ah ya, aku selalu suka setiap sudut kota Yogyakarta dalam novel. Seperti menyimpan kekuatan magis tersendiri. Menarikku untuk selalu merinduinya dan menjejakkan kaki di tanahnya.

** Dengan bahasa penulisan yang nggak ringan, tetapi mengalir. Seperti sosok Bara yang telah menciptakan tokoh Nessa dalam #cintadengantitik, surat untuk Ruth ini cukup sedih dan berkaca-kaca untuk pembaca yang sedang atau pernah mengalami patah hati yang maha dahsyat *ini lebay*. Nggak beda jauh juga dengan buku-buku Bara pada umumnya, Surat untuk Ruth ini juga bertebaran kata-kata romantis. Cocok untuk pembaca yang mempunyai sensitifitas perasaan yang besar.
Tetapi, menurutku novel ini terasa kurang sekali segi emosionalnya. Aku nggak menemukan sedikitpun alasan yang membuat bahagiaku membuncah atau tangisku terurai. Maaf, Bara. Mungkin tokoh laki-laki dalam novelmu diciptakan untuk “tidak cengeng” ya? Ah, sudahlah aku tak mau ber-ekspektasi.

**Meskipun dari awal saya sudah tahu bahwa buku ini ada hubungannya dengan cerpen ‘Milana’, tetapi saya belum bisa menebak-nebak alur ceritanya. Kelebihan tersendiri untuk tema yang unik, mengangkat tentang memoar perjalanan hidup seseorang. Dan satu lagi, pada setiap bab selalu memunculkan pertanyaan ‘gimana selanjutnya nih?’ bagi siapapun yang membaca, sehingga memungkinkan mereka membaca cerita sampai selesai (kecuali daftar list yang sangat membosankan itu). Tetapi sayangnya, saya kurang memiliki kesan ‘keren’ untuk buku Bara yang ini (sebelumnya sudah baca Kata Hati, Milana, dan Cinta.)


Kesimpulan yang dapat diambil:
Bagaimanapun kamu cinta dengan seseorang, dan orang itu juga mencintaimu. Ketika orang tua yang telah membesarkanmu ingin kau menikah dengan orang lain, maka turutilah kemauannya jika kau yakin itu terbaik untukmu serta bahagianya orang tuamu.



Recommended  buat yang hanya penasaran dengan novel ketiga Bara yang sekaligus jadi buku keenam. FYI aja sih, Surat untuk Ruth adalah awal cerita dari kumpulan cerpen Bara yang berjudul Milana (buka review disini).
Selamat membaca. Selamat terluka. *ngutip kata-katanya Bara :D

Ganjaran 3 / 5 bintang mungkin cukup untuk ‘Surat untuk Ruth’



Keterangan buku:
Judul                     : Surat Untuk Ruth
Penulis                   : Bernard Batubara
Editor                    : Siska Yuanita
Desain cover          : Marcel AW
Penerbit                 : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan                 : Pertama, April 2014
Halaman               : 168 hlm ; 20 cm
ISBN                     : 978-602-03-0413-7




Update 24 Mei 2014

Terima kasih kepada Bernard Batubara yang sudah memilih review-ku ini jadi pemenang #ReviewUntukRuth. Nggak nyangka bangeeeet. Seneng rasanya!!!
Pengumuman bisa dilihat di link ini dengan nama akun twitterku @nhenie



Terima kasih juga Gramedia Pustaka Utama untuk hadiah bukunya :)



1 komentar:

Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)