“Karena
secapek-capeknya orang sibuk, lebih capek orang nganggur yang nyari kerja.”
Sebuah
novel komedi karya Roy Saputra yang menurutku nggak kocak-kocak banget, cuma
dipaksakan aja buat lucu tapi cukup menghibur. Alasannya klise, novel ini yang nemennin
aku waktu gundah, gelisah, nungguin weekend
banking yang bukanya 2 jam lagi.
Jadi, kutemukan buku ini teronggok manis di sudut rak buku perpustakaan daerah,
lalu kubaca-baca buat mengusir kejenuhan *loh kok malah curhat* Iya, aku tahu
kok, itu cover diatas adalah cover lama sebelum revisi.
Ari
Budiman, bukan tetangga / teman / keluarga lo tapi tokoh utama dalam “Luntang
Lantung” adalah seorang sarjana baru saja lulus (fresh from oven *lo kate kue
kering?*) yang kesusahan mencari pekerjaan. Jaman sekarang emang nggak gampang
buat cari kerja. Sarjana aja masih ada yang nganggur, apalagi – lulusan
ecek-ecek (yang kerjanya nyari duit pake kecrekan di traffic light)?
Bersama
kedua sahabatnya bersama Togar dan Suketi. Pencarian kerja untuk seorang Ari Budiman
tidaklah mulus. Togar memilih membuka bengkel, dan Suketi telah diterima
sebagai karyawan perusahaan, ya bisa dibilang mapan. Bagaimana dengan Ari
Budiman?
“Looking
for a job is not that hard. But when it is…
Tolong
ya dibantu ya, bim salabim, jadi apa prok prok prok...”
Perusahaan
demi perusahaan ia kirimi lamaran. Beberapa kali pula ikut tes kerja dan
interview tapi tak ada satu pun yang menerimanya. Eh, ada 1 perusahaan bernama
Glory Oil, kebetulan Ari Budiman diterima sebagai sales. “Oli Greng nya
kakaaaaaakk!!!”
Luck
is made by God. Others are made in China.
Sampai
suatu saat, Ari Budiman terjepit dalam permasalahan hidup karena suatu hal yang
sepele “nama pasaran”. Ia diterima kerja sebagai IT Head Manager yang
sebenarnya bukan dia yang harus menerima jabatan tersebut, melainkan orang
lain.
Masalah
lainnya yaitu hubungan asmaranya dengan Bella yang ternyata matre.
“Ternyata,
kencan itu mahal ya.”
Walaupun
kubilang seperti di atas tadi nggak lucu-lucu amat, tapi aku suka beberapa
ilustrasi di dalam novelnya. Seperti ini…
Dan
judul bab yang unik, seperti:
“To
make someone special, you just need to add another egg. Just like martabak,
heh?”
Ternyata
pada bab-bab akhir, novel komedi ini bukan hanya sebagai hiburan / lucu-lucuan
semata, tetapi juga terdapat pesan moral dan beberapa motivasi yang tidak
absurd. Diantaranya :
·
Hidupilah hidupmu sendiri, kawan. Tak ada
yang lebih nyaman daripada itu. Right now, you are living someone’s life. You are
so pathetic.
·
Things happen for a reason.
·
Seperti halnya kegagalan, kebohongan
hanyalah sebuah kejujuran yang tertunda.
“Penyesalan
itu selalu datang belakangan… dan terkadang ia hanya titip absen.”
**Dan
penyesalanku adalah ketika pengen nonton filmnya, eh ternyata udah turun layar.
Baiklaaaah :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)