Jumat, 02 Mei 2014

[Review] : "Roma : Con Amore"



“Bertemu, mengenal, membaca satu sama lain, hanyalah sebuah proses yang membawa keduanya pada sebuah hubungan kemudian.” – halaman 80

Leonardo Halim, pelukis muda berbakat dari Indonesia yang mengidolakan sang maestro Michelangelo. Baru saja salah satu mimpinya terwujud yaitu proyek seni rupa di kota Roma. Tak seperti di negara asalnya, Italia sepertinya menikmati aneka lukisan yang terpajang di dinding. Ia tak memikirkan soal bagaimana orang lain menilai karyanya. Saat mengetahui kalau lukisannya akan dibeli, Leo hanya berpikir soal satu di antara sejumlah lukisan yang begitu personal baginya. – Gereja Saint Agnes, perempuan di dalam lukisan itu, dan cerita kakek tentangnya.

Pertemuan Leo dan Felice terjadi setelah tertukarnya alamat pengiriman untuk lukisan Leo yang dibeli oleh bos Felice. Felice adalah orang yang keras kepala dan tidak mau mengakui keteledorannya saat ia memberikan kartu nama yang salah.

Leo sendiri mempunyai kekasih bernama Marla yang sedang tinggal di Jakarta. Tetapi sejak pertemuan sehari itu, semuanya berubah. Sikap Leo terhadap Marla, pun lukisan-lukisannya. Pameran di Denpasar, membuat Leo bertemu lagi dengan Felice. Selanjutnya pertemuan-pertemuan lainnya yang membuat perasaan mereka semakin tak karuan.

“Setiap orang punya ruang dan tempat tersendiri. Mereka yang pergi dan datang, tak akan pernah bisa saling menggantikan.” – halaman 198

“Tapi bukankah cinta memang datang perlahan? Menghuni hati tanpa perencanaan lebih dulu? Bahkan sebelum perasaan terungkap, manusia sudah lebih dulu menyimpannya.” – halaman 302)

Konflik yang terjadi diantaranya membuat novel Robin Wijaya ini semarak. Felice dengan mamanya, dan Leo mungkin dengan kekasihnya. Sekaligus mengundang tanya ‘apakah ada sekuel-nya?’ saat James memberikan sebuah kotak putih berisi buku untuk Marla.
Roma, mungkin identik dengan sepakbola. Ya benar. Salah satu tokohnya adalah Franco, salah satu pemain sepakbola. Ada beberapa paragraf juga yang menyebut beberapa tim di Italia.

Ilustrasi-ilustrasi pada novel ini ada di setiap bab baru. Cantik.



Pelajaran yang bisa diperoleh dari novel ini:
·         Hati adalah bagian paling rapuh sekaligus paling kuat dari seluruh tubuh manusia.
·         Lingkaran hanya untuk lingkaran. Persegi hanya untuk persegi. Perasaanpun memilih ruang yang tepat untuk berbagi.
·         Ada perbedaan tipis di antara benci dan cinta. Dan yang menyekat keduanya, hanyalah perasaan tak mau memaafkan.

Dan “The Lady” adalah akhir kisah mereka :)



Senja yang memerah.
Senja yang hangat.
Yang telah memulangkan kembali cinta.
Ke sebuah tempat, bernama hati….


Keterangan buku:
Judul                     : Roma : Con Amore
Penulis                   : Robin Wijaya
Editor                    : Ibnu Rizal
Proofreader            : Alit Trisna Palupi
Penata letak            : Dian Novitasari
Desain sampul         : Jeffri Fernando
Ilustrasi isi               : Ayu Laksmi
Penerbit                  : Gagasmedia
Cetakan                  : Pertama, 2013
Halaman                : x + 374 hlm ; 13 x 19 cm
ISBN                      : 979-780-614-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)