“Bertemu,
mengenal, membaca satu sama lain, hanyalah sebuah proses yang membawa keduanya
pada sebuah hubungan kemudian.” – halaman 80
Leonardo
Halim, pelukis muda berbakat dari Indonesia yang mengidolakan sang maestro Michelangelo.
Baru saja salah satu mimpinya terwujud yaitu proyek seni rupa di kota Roma. Tak
seperti di negara asalnya, Italia sepertinya menikmati aneka lukisan yang
terpajang di dinding. Ia tak memikirkan soal bagaimana orang lain menilai
karyanya. Saat mengetahui kalau lukisannya akan dibeli, Leo hanya berpikir soal
satu di antara sejumlah lukisan yang begitu personal baginya. – Gereja Saint
Agnes, perempuan di dalam lukisan itu, dan cerita kakek tentangnya.
Pertemuan Leo dan Felice terjadi setelah tertukarnya alamat pengiriman untuk lukisan Leo yang dibeli oleh bos Felice. Felice adalah orang yang keras kepala dan tidak mau mengakui keteledorannya saat ia memberikan kartu nama yang salah.
Leo
sendiri mempunyai kekasih bernama Marla yang sedang tinggal di Jakarta. Tetapi
sejak pertemuan sehari itu, semuanya berubah. Sikap Leo terhadap Marla, pun
lukisan-lukisannya. Pameran di Denpasar, membuat Leo bertemu lagi dengan
Felice. Selanjutnya pertemuan-pertemuan lainnya yang membuat perasaan mereka
semakin tak karuan.
“Setiap
orang punya ruang dan tempat tersendiri. Mereka yang pergi dan datang, tak akan
pernah bisa saling menggantikan.” – halaman 198
“Tapi
bukankah cinta memang datang perlahan? Menghuni hati tanpa perencanaan lebih
dulu? Bahkan sebelum perasaan terungkap, manusia sudah lebih dulu menyimpannya.”
– halaman 302)
Konflik
yang terjadi diantaranya membuat novel Robin Wijaya ini semarak. Felice dengan
mamanya, dan Leo mungkin dengan kekasihnya. Sekaligus mengundang tanya ‘apakah
ada sekuel-nya?’ saat James memberikan sebuah kotak putih berisi buku untuk
Marla.
Roma,
mungkin identik dengan sepakbola. Ya benar. Salah satu tokohnya adalah Franco,
salah satu pemain sepakbola. Ada beberapa paragraf juga yang menyebut beberapa
tim di Italia.
Ilustrasi-ilustrasi
pada novel ini ada di setiap bab baru. Cantik.
Pelajaran
yang bisa diperoleh dari novel ini:
·
Hati adalah bagian paling rapuh
sekaligus paling kuat dari seluruh tubuh manusia.
·
Lingkaran hanya untuk lingkaran. Persegi
hanya untuk persegi. Perasaanpun memilih ruang yang tepat untuk berbagi.
·
Ada perbedaan tipis di antara benci dan
cinta. Dan yang menyekat keduanya, hanyalah perasaan tak mau memaafkan.
Dan
“The Lady” adalah akhir kisah mereka :)
Senja
yang memerah.
Senja
yang hangat.
Yang
telah memulangkan kembali cinta.
Ke
sebuah tempat, bernama hati….
Keterangan
buku:
Judul : Roma : Con Amore
Penulis : Robin
Wijaya
Editor :
Ibnu Rizal
Proofreader : Alit Trisna Palupi
Penata letak : Dian Novitasari
Desain
sampul : Jeffri Fernando
Ilustrasi
isi : Ayu Laksmi
Penerbit :
Gagasmedia
Cetakan : Pertama, 2013
Halaman :
x + 374 hlm ; 13 x 19 cm
ISBN : 979-780-614-9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)