Jumat, 30 Januari 2015

[Review] : "Amelia"



“Banyak hal di dunia ini yang memang tidak kita ketahui. Maka saat kita tidak tahu, bukan berarti kita berhak menyimpulkannya semau kita. Ada banyak hal di dunia ini yang terlihat jahat, menyakitkan, tapi itu boleh jadi karena kita tidak tahu, belum mengerti.” – Halaman 171

Amelia adalah anak bungsu dari pasangan Syahdan dan Nurmas. Ia mempunyai 3 orang kakak yang sama hebat dengannya. Kak Eli si sulung, anak pemberani yang sayang terhadap adik-adiknya terutama Amelia. Kak Pukat, anak yang cerdas dan Kak Burlian, sigung nakal tetapi dia anak yang spesial.

Dalam keluarga yang sederhana, Amel tumbuh menjadi anak yang mandiri. Seorang anak SD yang sudah mampu mengerjakan pekerjaan rumah – seperti menyapu, mengepel, cuci piring – dengan baik. Anak yang sabar, tumbuh sedikit lebih dewasa jika dibandingkan anak-anak seusianya.

Amel dilahirkan menjadi anak bungsu yang kuat. Dalam hal ini ia harus berhadapan dengan Chuck Norris, teman sekelasnya si biang rebut. Pesan dari Pak Bin – satu-satunya guru yang aktif mengajar di sekolah – Amel harus membantu Norris, memperlakukannya denagn baik agar Norris merasa punya teman. Tetapi memang pada dasarnya Norris tidak bisa dengan cepat untuk belajar bersikap lebih baik, jadi Amel mau tidak mau harus berusaha sekuat mungkin. bertanya kepada Pak Syahdan orang tuanya tentang orang tua Norris yang tanpa ibu.

*Sedikit candaan yang dilontarkan Pak Bin mengenai hasil pelajaran mengarang Chuck Norris, membuatku sedikit banyak terpingkal-pingkal. Melalui sosok Pak Bin inilah yang membuat rasa baca menjadi rileks. Ah Bang Tere Liye memang mahir memberi nasehat dalam versi kocak.

Amel, gadis yang teguh hatinya. Peduli terhadap apapun di sekitarnya. Berbekal pengetahuan dari pelajaran IPA Pak Bin dan sedikit informasi serta petualangan dari Paman Unus, Amel mencoba mengutarakan pendapat-pendapatnya tentang penanaman biji kopi berkualitas. Tak hanya ikut tradisi turun temurun, tapi ia mencoba membuat gebrakan baru. Menyemai biji kopi terbaik yang ia dapatkan dari dalam hutan yang tidak pernah terjangkau siapapun. Sebuah perubahan besar yang juga membutuh proses yang tidak singkat serta kesepakatan-kesepakatan banyak orang.

Tentu saja Amel tidak berjuang sendirian. Bersama geng anak bungsu – termasuk Chuck Norris – ia berusaha memberikan penjelasan-penjelasan yang gamblang kepada orang-orang di kampung mengenai upaya pergantian tanaman kopi beserta perhitungan hasil yang akan diperolehnya. Sungguh, Amelia adalah anak bungsu yang kuat, teguh hatinya.

“Setiap perubahan membutuhkan proses panjang.”
“Kadang proses itu mudah dilakukan, bahkan menyenangkan. Kadang sebaliknya, menyakitkan, makan hati. Karena orang-orang sudah terlanjur nyaman, terbiasa. Namanya juga diminta berubah. Anak kecil pun melawan saat diminta berubah.” – Halaman 357

“Ada pepatah bijak, siapapun yang tidak mengambil langkah pertama untuk memulai sesuatu, maka dia tidak akan pernah melihat hasil sesuatu tersebut. Tidak akan pernah.” – Halaman 357


Keterangan buku:
Judul                     :Amelia
Penulis                   : Tere Liye
Editor                    : Andriyanti
Editor in chief         : Teuku Chairul Wisal
Cover                    : Mano Wolfie
Layout                   : Alfian
Penerbit                 : Republika
Cetakan                 : Pertama, Oktober 2013
Halaman                : vi + 392 hlm ; 13,5 x 20,5 cm
ISBN                      : 978-602-8997-73-7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)