“Banyak hal di dunia ini yang
memang tidak kita ketahui. Maka saat kita tidak tahu, bukan berarti kita berhak
menyimpulkannya semau kita. Ada banyak hal di dunia ini yang terlihat jahat,
menyakitkan, tapi itu boleh jadi karena kita tidak tahu, belum mengerti.” –
Halaman 171
Amelia adalah anak bungsu dari pasangan
Syahdan dan Nurmas. Ia mempunyai 3 orang kakak yang sama hebat dengannya. Kak Eli
si sulung, anak pemberani yang sayang terhadap adik-adiknya terutama Amelia. Kak
Pukat, anak yang cerdas dan Kak Burlian, sigung nakal tetapi dia anak yang spesial.
Dalam keluarga yang sederhana, Amel
tumbuh menjadi anak yang mandiri. Seorang anak SD yang sudah mampu mengerjakan
pekerjaan rumah – seperti menyapu, mengepel, cuci piring – dengan baik. Anak yang
sabar, tumbuh sedikit lebih dewasa jika dibandingkan anak-anak seusianya.
Amel dilahirkan menjadi anak bungsu
yang kuat. Dalam hal ini ia harus berhadapan dengan Chuck Norris, teman
sekelasnya si biang rebut. Pesan dari Pak Bin – satu-satunya guru yang aktif
mengajar di sekolah – Amel harus membantu Norris, memperlakukannya denagn baik
agar Norris merasa punya teman. Tetapi memang pada dasarnya Norris tidak bisa
dengan cepat untuk belajar bersikap lebih baik, jadi Amel mau tidak mau harus
berusaha sekuat mungkin. bertanya kepada Pak Syahdan orang tuanya tentang orang
tua Norris yang tanpa ibu.
*Sedikit candaan yang dilontarkan Pak
Bin mengenai hasil pelajaran mengarang Chuck Norris, membuatku sedikit banyak
terpingkal-pingkal. Melalui sosok Pak Bin inilah yang membuat rasa baca menjadi
rileks. Ah Bang Tere Liye memang mahir memberi nasehat dalam versi kocak.
Amel, gadis yang teguh hatinya. Peduli terhadap
apapun di sekitarnya. Berbekal pengetahuan dari pelajaran IPA Pak Bin dan sedikit
informasi serta petualangan dari Paman Unus, Amel mencoba mengutarakan
pendapat-pendapatnya tentang penanaman biji kopi berkualitas. Tak hanya ikut
tradisi turun temurun, tapi ia mencoba membuat gebrakan baru. Menyemai biji
kopi terbaik yang ia dapatkan dari dalam hutan yang tidak pernah terjangkau
siapapun. Sebuah perubahan besar yang juga membutuh proses yang tidak singkat
serta kesepakatan-kesepakatan banyak orang.
Tentu saja Amel tidak berjuang
sendirian. Bersama geng anak bungsu – termasuk Chuck Norris – ia berusaha
memberikan penjelasan-penjelasan yang gamblang kepada orang-orang di kampung
mengenai upaya pergantian tanaman kopi beserta perhitungan hasil yang akan
diperolehnya. Sungguh, Amelia adalah anak bungsu yang kuat, teguh hatinya.
“Setiap perubahan membutuhkan
proses panjang.”
“Kadang proses itu mudah
dilakukan, bahkan menyenangkan. Kadang sebaliknya, menyakitkan, makan hati. Karena
orang-orang sudah terlanjur nyaman, terbiasa. Namanya juga diminta berubah. Anak
kecil pun melawan saat diminta berubah.” – Halaman 357
“Ada pepatah bijak, siapapun yang
tidak mengambil langkah pertama untuk memulai sesuatu, maka dia tidak akan
pernah melihat hasil sesuatu tersebut. Tidak akan pernah.” –
Halaman 357
Keterangan
buku:
Judul :Amelia
Penulis : Tere Liye
Editor :
Andriyanti
Editor in chief : Teuku Chairul Wisal
Cover : Mano Wolfie
Layout : Alfian
Penerbit : Republika
Cetakan : Pertama, Oktober 2013
Halaman : vi + 392 hlm ; 13,5 x 20,5 cm
ISBN : 978-602-8997-73-7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terbuka untuk dikritik dan saran. Silakan :)