Baca juga : [Review] Analogi Cinta Sendiri
“Orang yang jatuh cinta diam-diam mungkin sudah biasa merasa sendiri. Namun, semua pemuja rahasia nggak akan mau terus menerus selamanya sendiri.” – Halaman iii
“Orang yang jatuh cinta diam-diam mungkin sudah biasa merasa sendiri. Namun, semua pemuja rahasia nggak akan mau terus menerus selamanya sendiri.” – Halaman iii
“Orang
yang jatuh cinta sendiri, keinginannya sederhana. Dia hanya ingin berdua.” – Halaman iii
Sebenarnya
udah lama sih baca buku ini, kira-kira bukan Juli yang lalu. Tapi baru sempat
bikin reviewnya sekarang. Maapin yak : )
Analogi
cinta berdua adalah buku kedua karya Dara Prayoga yang sukses membuatku jatuh
cinta pada pandangan buku pertama. Berjudul Analogi Cinta Sendiri, kisah
secret admirer yang di-PHPin pujaan hatinya. Kisah jomblo
yang cintanya sendiri, bukan berdua. Melalui buku keduanya “Analogi Cinta
Berdua” ini, Oka nggak lagi jatuh cinta sendiri. Ia menceritakan hidupnya
semasa berdua.
Oka
punya pacar? Serius? Yaah, patah hati dong : (
Hahaa just kidding…
Namanya
Tarisha, temen SD Oka yang ketemu gede di Bogor. Sosial media mendekatkan Oka
dan Tarisha hingga mereka jadian dan akan menjalani prosesi kencan pertama. Mengutip
dari iklan “kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda.” Lohh??
Jatuh
cinta itu rasanya kayak mabuk kepayang. Seharian dilalui sama dia, eh pas udah
balik ke rumah masih aja kangen *iya, kangen sama pacarnya sendiri bukan pacar
orang*. Meski Cuma obrolan-obrolan nggak penting melalui handphone, yang penting bersama dia yang disayangi.
Nggak
mungkin kan masa-masa pacaran cuma ada bahagianya doang. Pasti ada tuh yang namanya
berantem, diem-dieman. Yang cewek punya “terserah” dan yang cowok punya “yaudah”.
Dan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah adalah minta maaf. Eits, tapi
minta maaf aja nggak cukup, terus berusaha dan sabar juga.
“Perbuatan
seseorang itu seperti cermin terhadap apa yang sebenarnya dia rasakan dan
butuhkan. Orang yang periang banget, kemungkinan besar dalam hatinya justru
betul-betul butuh dihibur. Sama seperti orang yang mengerti.”
“Orang
yang paling mengerti sesungguhnya adalah yang paling butuh dimengerti.”
– halaman 69
Yang
paling parah kalau kita pas sibuk-sibuknya, dan pacar lagi nggak ada kerjaan.
Jadi, punya pacar yang nganggur itu nyeremin. Pacar jadi gampang marah ketika
ditinggal sibuk dan dia nggak punya kegiatan. Sukanya stalking dan mikir negatif
mulu.
Ada
benernya juga sih, terutama cewek-cewek. Hehehee :D
Berdua
bukan berarti merecoki kehidupan pacar. Berdua bukan berarti menghabiskan semua
sisa waktu pacar untuk bersama kita tanpa melihat apa yang ingin ia perbuat. Berdua
bukan berarti… eh pacar juga tentunya pengen berdamai dengan sisi hidup selain
yang ada kamunya lho. Kalau kamu ngerecokin mulu, yang ada cuma satu, berantem!
Dan putus : (
Gileee… buku ini bisa-bisanya bikin mikir dalam hati #OkaCowokPengertian banget! Katanya…
“Ternyata
pacaran itu kayak nyari rumah, bukan masalah mewah dan mahalnya, tapi cukup
yang sederhana, asal bisa bersama-sama.” – halaman 31
Dan bikin gemeees, sumpah! Pas dia bilang…
“Nggak
bisa gue bayangin orang-orang diluar sana yang merasa kangen, tapi nggak
memungkinkan untuk bilang karena bukan siapa-siapanya. Yang sabar, ya, sob…”
– halaman 33
Nyakitin banget kan itu, guys?
Buku ini pas banget buat yang habis putus cinta, sekedar untuk instropeksi diri aja sama hubungan yang (pernah) kamu jalani samamantanpasangan.
Cocok juga buat yang lagi in relationship, sebagai reminder bahwa pasangan kamu juga makhluk sosial, nggak melulu harus nemenin kamu setiap saat. Dia juga punya kehidupan sendiri. Catet!
Aku kasih 3 bintang cantik untuk buku kedua Oka. Tambah 1 bintang yang bersinar terang untuk gaya bahasa yang mengalir dan jokes-jokes nyelenehnya. But, I think I bored enough about basket <-- maksudnya yang ada di buku ini. Maaf ya Oka : )
Tapi aku suka kok sama ilustrasi yang nyelip di beberapa halaman. Suka banget!
Keterangan
buku:
Judul : Analogi Cinta Berdua
Penulis : Dara Prayoga
Editor : Syafial Rustama
Penulis : Dara Prayoga
Editor : Syafial Rustama
Proofreader : Moh. Ridho
Layout : Irene Yunita
Desain sampul : Gita Mariana
Foto Isi : Sardo M & Dara Prayoga
Foto Cover : Broery
Penerbit : Bukune
Cetakan : Pertama, 2014
Halaman : iv + 184 hlm ; 13 x 19 cm
ISBN : 602-220-126-8
NB:
Terima
kasih udah bersedia tanda tangan dan foto bareng di Semarang ^_^
Terima kasih reviewnya, Nheni. :)
BalasHapus